Breaking News
Loading...
Wednesday, June 2, 2010

Gadis Penjual Korek Api

1:57 PM
Di malam natal, orang-orang berjalan dengan wajah yang gembira memenuhijalan di kota. Di jalan itu ada seorang gadis kecil mengenakan pakaiancompang-camping sedang menjual korek api. "Mau beli korek api?" "Ibu,belilah korek api ini." "Aku tidak butuh korek api, sebab di rumah adabanyak." Tidak ada seorang pun yang membeli korek api dari gadis itu.
Tetapi,kalau ia pulang tanpa membawa uang hasil penjualan korek api, akandipukuli oleh ayahnya. Ketika akan menyeberangi 'alan. Grek! Grek!Tiba-tiba sebuah kereta kuda berlari dengan kencangnya. "Hyaaa!Awaaaaas!" Gadis itu melompat karena terkejut. Pada saat itu sepatuyang dipakainya terlepas dan terlempar entah ke mana. Sedangkan sepatusebelahnya jatuh di seberang jalan. Ketika gadis itu bermaksud pergiuntuk memungutnya, seorang anak lakilaki memungut sepatu itu lalumelarikan diri. "Wah, aku menemukan barang yang bagus."
Akhirnyagadis itu bertelanjang kaki. Di sekitarnya, korek api jatuh berserakan.Sudah tidak bisa dijual lagi. Kalau pulang ke rumah begini saja, iatidak dapat membayangkan bagaimana hukuman yang akan diterima dariayahnya. Apa boleh buat, gadis itu membawa korek api yang tersisa, laluberjalan dengan sangat lelahnya. Terlihatlah sinar yang terang darijendela sebuah rumah. Ketika gadis itu pergi mendekatinya, terdengarsuara tawa gembira dari dalam rumah.
Di rumah, yang dihangatkan olehapi perapian, dan penghuninya terlihat sedang menikmati hidangan natalyang lezat. Gadis itu meneteskan air mata. "Ketika ibu masih hidup, dirumahku juga merayakan natal seperti ini." Dari jendela terlihat pohonnatal berkelipkelip dan anak-anak yang gembira menerima banyak hadiah.Akhirnya cahaya di sekitar jendela hilang, dan di sekelilingnya menjadisunyi.
Salju yang dingin terus turun. Sambil menggigil kedinginan,gadis itu duduk tertimpa curahan salju. Perut terasa lapar dan sudahtidak bisa bergerak. Gadis yang kedinginan itu, menghembus-hembuskannafasnya ke tangan. Tetapi, sedikit pun tak menghangatkannya. "Kalauaku menyalakan korek api ini, mungkin akan sedikit terasa hangat."Kemudian gadis itu menyalakan sebatang korek api dengan menggoreskannyadi dinding.
Crrrs Lalu dari dalam nyala api muncul sebuahpenghangat. "Oh, hangatnya." Gadis itu mengangkat tangannya ke arahtungku pemanas. Pada saat api itu padaamtungku pemanaspun menghilang.Gadis itu menyalakan batang korek api yang kedua. Kali ini dari dalamnyala api muncul aneka macam hidangan.
Di depan matanya, berdirisebuah meja yang penuh dengan makanan hangat. "Wow! Kelihatannya enak."Kemudian seekor angsa panggang melayang menghampirinya. Tetapi, ketikaia berusaha menjangkau, apinya padam dan hidangan itu menghilang. Gadisitu segera mengambil korek apinya, lalu menyalakannya lagi. Crrrs!
Tiba-tibagadis itu sudah berada di bawah sebuah pohon natal yang besar. "Wow!Lebih indah daripada pohon natal yang terlihat dari jendela tadi." Padapohon natal itu terdapat banyak lilin yang bersinar. "Wah! Indahsekali!" Gadis itu tanpa sadar menjulurkan tangannya lalu korek apibergoyang tertiup angin. Tetapi, cahaya lilin itu naik ke langit dansemakin redup. Lalu berubah menjadi bintang yang sangat banyak.
Salahsatu bintang itu dengan cepat menjadi bintang beralih. "Wah, malam iniada seseorang yang mati dan pergi ke tempat Tuhan,ya... Waktu Nenekmasih hidup, aku diberitahu olehnya." Sambil menatap ke arah langit,gadis itu teringat kepada Neneknya yang baik hati. Kemudian gadis itumenyalakan sebatang lilin la i. Lalu di dalam cahaya api muncul wujudNenek yang dirindukannya. Sambil tersenyum, Nenek menjulurkan tangannyake arah gadis itu.
"Nenek!" Serasa mimpi gadis itu melo ' mpat kedalam pelukan Nenek. "Oh, Nenek, sudah lama aku ingin bertemu' " Gadisitu menceritakan peristiwa yang dialaminya, di dalam pelukan Nenek yangdisayanginya. "Kenapa Nenek pergi meninggalkanku seorang diri? Janganpergi lagi. Bawalah aku pergi ke tempat Nenek." Pada saat itu korek apiyang dibakar anak itu padam. "Ah, kalau apinya mati, Nenek pun akanpergi juga. Seperti tungku pemanas dan makanan tadi..."
Gadis itusegera mengumpulkan korek api yang tersisa, lalu menggosokkan semuanya.Gulungan korek api itu terbakar, dan menyinari sekitarnya seperti siangharl. Nenek memeluk gadis itu dengan erat. Dengan diselimuti cahaya,nenek dan gadis itu pergi naik ke langit dengan perlahanlahan. "Nenek,kita mau pergi ke mana?" "Ke tempat Tuhan berada."
Keduanya semakinlama semakin tinggi ke arah langit. Nenek berkata dengan lembut kepadagadis itu, "Kalau sampai di surga, Ibumu yang menunggu dan menyiapkanmakanan yang enak untuk kita." Gadis itu tertawa senang. Pagi harinya.Orang-orang yang lewat di jalan menemukan gadis penjual korek apitertelungkup di dalam salju. "Gawat! Gadis kecil ini jatuh pingsan ditempat seperti ini." "Cepat panggil dokter!"
Orang-orang yangberkumpul di sekitarnya semuanya menyesalkan kematian gadis itu. Ibuyang menolak membeli korek api pada malam kemarin menangis dengan kerasdan berkata, "Kasihan kamu, Nak. Kalau tidak ada tempat untuk pulang,sebaiknya kumasukkan ke dalam rumah." Orang-orang kota mengadakanupacara pemakaman gadis itu di gereja, dan berdoa kepada Tuhan agarmereka berbuat ramah meskipun pada orang miskin.

0 comments:

Post a Comment

 
Toggle Footer