Breaking News
Loading...
Wednesday, June 2, 2010

Saudagar Jerami

10:52 AM
Dahulu kala, ada seorang pemuda miskin yang bernama Taro. Ia bekerjauntuk ladang orang lain dan tinggal dilumbung rumah majikannya. Suatuhari, Taro pergi ke kuil untuk berdoa. "Wahai, Dewa Rahmat! Aku telahbekerja dengan sungguh-sungguh, tapi kehidupanku tidak berkercukupan"."Tolonglah aku agar hidup senang". Sejak saat itu setiap selesaibekerja, Taro pergi ke kuil. Suatu malam, sesuatu yang anehmembangunkan Taro. Di sekitarnya menjadi bercahaya, lalu muncul suara."Taro, dengar baik-baik. Peliharalah baik-baik benda yang pertama kalikau dapatkan esok hari. Itu akan membuatmu bahagia."

Keesokanharinya ketika keluar dari pintu gerbang kuil, Taro jatuh terjerembab.Ketika sadar ia sedang menggenggam sebatang jerami. "Oh, jadi yangdimaksud Dewa adalah jerami, ya? Apa jerami ini akan mendatangkankebahagiaan…?", pikir Taro. Walaupun agak kecewa dengan benda yangdidapatkannya Taro lalu berjalan sambil membawa jerami. Di tengah jalania menangkap dan mengikatkan seekor lalat besar yang terbang denganributnya mengelilingi Taro di jeraminya. Lalat tersebut terbangberputar-putar pada jerami yang sudah diikatkan pada sebatang ranting."Wah menarik ya", ujar Taro. Saat itu lewat kereta yang diikuti parapengawal. Di dalam kereta itu, seorang anak sedang duduk sambilmemperhatikan lalat Taro. "Aku ingin mainan itu." Seorang pengawaldatang menghampiri Taro dan meminta mainan itu. "Silakan ambil", ujarTaro. Ibu anak tersebut memberikan tiga buah jeruk sebagai rasa terimakasihnya kepada Taro.

"Wah, sebatang jerami bisa menjadi tigabuah jeruk", ujar Taro dalam hati. Ketika meneruskan perjalanannya,terlihat seorang wanita yang sedang beristirahat dan sangat kehausan."Maaf, adakah tempat di dekat sini mata air ?", tanya wanita tadi. "Adadikuil, tetapi jaraknya masih jauh dari sini, kalau anda haus, inikuberikan jerukku", kata Taro sambil memberikan jeruknya kepada wanitaitu. "Terima kasih, berkat engkau, aku menjadi sehat dan segarkembali". Terimalah kain tenun ini sebagai rasa terima kasih kami, ujarsuami wanita itu. Dengan perasaan gembira, Taro berjalan sambil membawakain itu. Tak lama kemudian, lewat seorang samurai dengan kudanya.Ketika dekat Taro, kuda samurai itu terjatuh dan tidak mampu bergeraklagi. "Aduh, padahal kita sedang terburu-buru." Para pengawal berembuk,apa yang harus dilakukan terhadap kuda itu. Melihat keadaan itu, Taromenawarkan diri untuk mengurus kuda itu. Sebagai gantinya Taromemberikan segulung kain tenun yang ia dapatkan kepada para pengawalsamurai itu. Taro mengambil air dari sungai dan segera meminumkannyakepada kuda itu. Kemudian dengan sangat gembira, Taro membawa kuda yangsudah sehat itu sambil membawa 2 gulung kain yang tersisa.

Ketikahari menjelang malam, Taro pergi ke rumah seorang petani untuk memintamakanan ternak untuk kuda, dan sebagai gantinya ia memberikan segulungkain yang dimilikinya. Petani itu memandangi kain tenun yang indah itu,dan merasa amat senang. Sebagai ucapan terima kasih petani itu menjamuTaro makan malam dan mempersilakannya menginap di rumahnya. Esokharinya, Taro mohon diri kepada petani itu dan melanjutkan perjalanandengan menunggang kudanya.

Tiba-tiba di depan sebuah rumahbesar, orang-orang tampak sangat sibuk memindahkan barang-barang."Kalau ada kuda tentu sangat bermanfaat," pikir Taro. Kemudian taromasuk ke halaman rumah dan bertanya apakah mereka membutuhkan kuda.Sang pemilik rumah berkata,"Wah kuda yang bagus. Aku menginginkannya,tetapi aku saat ini tidak mempunyai uang. Bagaimanan kalau ku gantidengan sawahku ?". "Baik, uang kalau dipakai segera habis, tetapi sawahbila digarap akan menghasilkan beras, Silakan kalau mau ditukar", kataTaro.

"Bijaksana sekali kau anak muda. Bagaimana jika selama akupergi ke negeri yang jauh, kau tinggal disini untuk menjaganya ?",Tanya si pemilik rumah. "Baik, Terima kasih Tuan". Sejak saat itu taromenjaga rumah itu sambil bekerja membersihkan rerumputan dan menggarapsawah yang didapatkannya. Ketika musim gugur tiba, Taro memanen padinyayang sangat banyak.

Semakin lama Taro semakin kaya. Karenakekayaannya berawal dari sebatang jerami, ia diberi julukan "SaudagarJerami". Para tetangganya yang kaya datang kepada Taro dan meminta agarputri mereka dijadikan istri oleh Taro. Tetapi akhirnya, Taro menikahdengan seorang gadis dari desa tempat ia dilahirkan. Istrinya bekerjadengan rajin membantu Taro. Merekapun dikaruniai seorang anak yanglucu. Waktu terus berjalan, tetapi Si pemilik rumah tidak pernahkembali lagi. Dengan demikian, Taro hidup bahagia bersama keluarganya.

0 comments:

Post a Comment

 
Toggle Footer